Menurut studi pada
tikus yang dilakukan di Universitas Illionis dan yang telah dipublikasikan di
the American Journal of Physiology: Regulatory, Integrative and Comparative
Physiology, manfaat latihan fisik terhadap penyembuhan luka dikaitkan dengan
penurunan inflamasi. Dan tingkat inflamasi yang rendah dikaitkan dengan
penyembuhan luka yang lebih cepat dan jaringan parut yang lebih sedikit pada
mamalia.
K. Todd Keylock Ph.D
dari Universitas Bowling Green State, Bowling Green, Ohio mengatakan bahwa
banyak studi menemukan peningkatan petanda darah inflamasi hingga empat kali
lipat yang dikaitkan dengan penuaan, dan penuaan tampaknya meningkatkan fase
inflamasi penyembuhan luka. Dia juga telah membuat hipotesis bahwa latihan
fisik sedang dapat mempercepat penyembuhan luka melalui penurunan kadar sitokin
proinflamasi yang dikaitkan dengan penuaan. Untuk mengontrol jumlah latihan
fisik, dia menempatkan sejumlah tikus pada treadmill yang dimotorisasi selama 30
menit sebelum dan selama penyembuhan luka, sedangkan
tikus kontrol tidak diberi kesempatan
untuk latihan fisik.
Sebuah alat biopsi
kulit digunakan untuk membuat 4 luka kulit full-thickness, dan tingkat
penutupan luka dinilai setelah 10 hari. Proses tersebut diulang 4 bulan
kemudian, dengan luka dinilai setelah 1, 3 dan 5 hari serta kadar sitokin
diukur.
Hasilnya menunjukkan
bahwa tikus tua dengan latihan fisik sembuh lebih cepat secara bermakna
dibanding tikus tua yang tidak latihan fisik. Dari hasil analisis luka, Dr.
Keylock menemukan kadar tumor necrosis factor alpha (TNF-alpha), keratinocyte
chemoattractant (KC), dan monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1) yang lebih
rendah secara bermakna pada tikus tua dengan latihan fisik. Sedangkan tikus
yang lebih muda mempunyai tingkat inflamasi lebih rendah, apakah berlatih fisik
atau tidak. Latihan fisik menyebabkan penurunan tingkat inflamasi tikus tua ke
tingkat yang hampir sama dengan yang tampak pada tikus muda.
Dr. Keylock juga
mengatakan bahwa manfaat latihan fisik pada penyembuhan luka terjadi pada awal
proses hingga 6 hari pasca luka. Waktu untuk 20% penutupan luka adalah 2,5 hari
lebih cepat sedangkan waktu untuk 80% penutupan luka 51% lebih cepat pada tikus
dengan latifan fisik. Latihan fisik pada tikus tersebut setara dengan manusia
berjalan cepat selama 30 menit sehari, 5-6 kali seminggu.
Dr. Keylock memperkirakan
jumlah latihan fisik tersebut adalah jumlah yang diperlukan untuk menimbulkan
manfaat penyembuhan luka; jumlah latihan fisik yang lebih banyak tidak akan
menghasilkan manfaat yang lebih besar secara bermakna. Untuk itu, pasien yang
berusia lebih tua lebih baik ddidorong untuk melakukan latihan fisik secara
teratur sebelum dan setelah pembedahan.
Selain memperbaiki
kekuatan, tonus otot dan densitas tulang serta menurunkan lemak tubuh, latihan
fisik dapat mempercepat penyembuhan luka dan menurunkan risiko terbentuknya
jaringan parut. Dr. Keylock percaya bahwa penemuan ini dapat diaplikasikan pada
kondisi lain dengan tingkat inflamasi yang tinggi seperti diabetes dan
obesitas.
Sumber :
Roehr B. Get moving! Exercise decreases
inflammation, facilitates wound
healing. Dermatology Times, Juni 1, 2008
dalam Cermin Dunia Keokteran (CDK) vol. 35 no. 6. September - Oktober 2008.
Halaman 352
0 komentar:
Posting Komentar