Senin, 08 Oktober 2012

Lemak Perut dan Risiko Diabetes Mellitus



Peningkatan kadar Retinol Binding Protein (RBP4) mengindikasikan pertumbuhan lemak perut tebal yang secara kuat dikaitkan dengan diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Baru-baru ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Barbara B. Kahn, MD., Kepala Divisi Diabetes di Beth Israel Deaconess Medical Center, menunjukkan bahwa peningkatan kadar RBP4 memperkirakan adanya resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah tanda awal risiko diabetes tipe 2 dan peningkatan penyakit jantung. Faktor risiko lain untuk diabetes dan penyakit jantung adalah lemak perut yang tebal. Para dokter menggunakan istilah visceral adiposity untuk lemak di sekeliling organ abdomen. Dapatkah lemak perut menjelaskan kaitan antara RBP4 dan risiko diabetes/penyakit jantung ?
Untuk menjelaskannya, tim Kahn bekerjasama dengan Matthias Bluher, MD. dan koleganya di Universitas Leipzig, Jerman. Mereka memperoleh sampel lemak perut tebal dari 196 pasien yang menjalani bedah abdomen - 66 orang kurus dan 130 orang kegemukan.
Hasilnya :
-          Ada lebih dari 60 kali aktivitas gen RBP4 di dalam lemak perut pasien kegemukan dibandingkan dalam lemak perut pasien kurus.
-          Kadar RBP4 dalam darah 2-3 kali lebih tinggi pada pasien kegemukan dibandingkan pasien kurus.
-          Tidak tergantung apa-kah pasien kurus atau kegemukan, kadar RBP4 dalam darah lebih tinggi berarti lemak perut lebih tebal dan lebih banyak resistensi insulin.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini menjelaskan peranan potensial RBP4 sebagai petanda tidak hanya untuk diabetes tipe 2, tapi juga risiko penyakit jantung. Tubuh menggunakan RBP4 untuk membawa vitamin A di dalam darah. Belum jelas apakah peranan RBP4 yang baru ditemukan ini karena vitamin A atau karena proteinnya sendiri.
Dalam studi sebelumnya, Khan dkk. Menunjukkan bahwa RBP4 menyebabkan resistensi insulin. Jika bekerja seperti pada manusia, hal ini merupakan target obat diabetes baru. Yang menarik, sebuah obat kanker yang dinamakan fenretinida menurunkan kadar RBP4. Obat ini memperbaiki sensitivitas insulin pada tikus kegemukan; menunjukkan perbaikan sensitivitas dan toleransi terhadap kadar gula darah.

Sumber :
 Cell Metabolism (Juli 2007) dalam Cermin Dunia Kedokteran (CDK), vol. 35 no. 2. Maret - April 2008. Halaman 96

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More