Peningkatan kadar Retinol Binding Protein (RBP4)
mengindikasikan pertumbuhan lemak perut tebal yang secara kuat dikaitkan dengan
diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Baru-baru ini, tim peneliti yang dipimpin
oleh Barbara B. Kahn, MD., Kepala Divisi Diabetes di Beth Israel Deaconess
Medical Center, menunjukkan bahwa peningkatan kadar RBP4 memperkirakan
adanya resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah tanda awal risiko diabetes
tipe 2 dan peningkatan penyakit jantung. Faktor risiko lain untuk diabetes dan
penyakit jantung adalah lemak perut yang tebal. Para dokter menggunakan istilah
visceral adiposity untuk lemak di sekeliling organ abdomen. Dapatkah
lemak perut menjelaskan kaitan antara RBP4 dan risiko diabetes/penyakit jantung
?
Untuk
menjelaskannya, tim Kahn bekerjasama dengan Matthias Bluher, MD. dan koleganya
di Universitas Leipzig, Jerman. Mereka memperoleh sampel lemak perut tebal dari
196 pasien yang menjalani bedah abdomen - 66 orang kurus dan 130 orang kegemukan.
Hasilnya
:
-
Ada lebih dari 60 kali aktivitas gen
RBP4 di dalam lemak perut pasien kegemukan dibandingkan dalam lemak perut
pasien kurus.
-
Kadar RBP4 dalam darah 2-3 kali lebih
tinggi pada pasien kegemukan dibandingkan pasien kurus.
-
Tidak tergantung apa-kah pasien kurus
atau kegemukan, kadar RBP4 dalam darah lebih tinggi berarti lemak perut lebih
tebal dan lebih banyak resistensi insulin.
Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini menjelaskan
peranan potensial RBP4 sebagai petanda tidak hanya untuk diabetes tipe 2, tapi
juga risiko penyakit jantung. Tubuh menggunakan RBP4 untuk membawa vitamin A di
dalam darah. Belum jelas apakah peranan RBP4 yang baru ditemukan ini karena
vitamin A atau karena proteinnya sendiri.
Dalam studi sebelumnya, Khan dkk. Menunjukkan bahwa RBP4
menyebabkan resistensi insulin. Jika bekerja seperti pada manusia, hal ini merupakan
target obat diabetes baru. Yang menarik, sebuah obat kanker yang dinamakan fenretinida
menurunkan kadar RBP4. Obat ini memperbaiki sensitivitas insulin pada tikus
kegemukan; menunjukkan perbaikan sensitivitas dan toleransi terhadap kadar gula
darah.
Sumber :
Cell Metabolism (Juli 2007) dalam
Cermin Dunia Kedokteran (CDK), vol. 35 no. 2. Maret - April 2008. Halaman 96
0 komentar:
Posting Komentar